Kalau kamu lagi mulai melirik dunia investasi, pasti pernah galau memilih antara reksadana atau deposito. Sama-sama populer, sama-sama terdengar aman, tapi ternyata dua instrumen ini punya karakter dan keuntungannya masing-masing. Jadi, mana yang lebih cuan? Yuk, kita kupas pelan-pelan biar kamu bisa pilih dengan bijak!
Kenalan dengan Reksadana dan Deposito
Reksadana itu ibarat “patungan investasi” dari banyak orang, bayangkan seperti kamu dan ribuan orang lainnya menyatukan dana ke dalam satu wadah besar. Dana yang terkumpul ini kemudian dikelola oleh seorang profesional bernama manajer investasi. Tugas mereka adalah mengatur ke mana uang itu akan dialokasikan, entah ke saham, obligasi, atau pasar uang, tergantung jenis reksadananya. Jadi kamu tidak perlu repot menganalisis pasar atau menghitung risiko secara mendalam, karena semuanya sudah ditangani oleh ahlinya.
Gampangnya, kamu cukup menyetor dana melalui aplikasi atau platform investasi, lalu tinggal pantau hasil perkembangannya. Cocok banget buat kamu yang sibuk, baru mulai investasi, atau belum begitu paham dunia finansial.
Sementara itu, deposito adalah produk simpanan berjangka dari bank yang sifatnya lebih konservatif. Kamu menyetor sejumlah dana di awal, lalu dana tersebut akan “dikunci” atau di-lock selama jangka waktu tertentu yang sudah disepakati, bisa satu bulan, tiga bulan, enam bulan, bahkan satu tahun.
Selama periode itu, kamu tidak bisa menarik dananya sesuka hati seperti di tabungan biasa. Tapi sebagai gantinya, kamu akan mendapatkan imbal hasil berupa bunga tetap yang stabil, tanpa terpengaruh naik-turunnya pasar. Karena sifatnya yang aman dan hasilnya bisa diprediksi, deposito sering dipilih oleh mereka yang ingin menjaga nilai uangnya tanpa terlalu banyak risiko.
Keuntungan Reksadana: Modal Kecil, Potensi Besar

Salah satu alasan kenapa reksadana makin diminati adalah karena bisa dimulai dengan modal kecil. Bahkan ada yang mulai dari Rp10.000, lho! Jadi, gak ada alasan lagi buat bilang “belum punya cukup uang buat investasi”.
Selain itu, prosesnya juga gak ribet. Semua udah diurusin sama manajer investasi. Kamu tinggal duduk manis, cek laporan, dan bisa top up dana kapanpun kamu mau. Cocok banget buat kamu yang super sibuk atau masih belajar dunia investasi.
Yang menarik lagi, reksadana itu minim risiko, lho. Kok bisa? Karena prinsipnya adalah diversifikasi—dana kamu disebar ke banyak tempat. Jadi kalau salah satu instrumen rugi, masih bisa ditutupi keuntungan dari yang lain.
Dan yang paling kekinian: fleksibel! Kamu bisa pantau dan transaksi langsung dari ponsel. Gak perlu datang ke bank atau tanda tangan berlembar-lembar kertas. Semuanya tinggal klik!
Keuntungan Deposito: Aman dan Tenang
Meski reksadana terdengar menggoda, jangan buru-buru menyepelekan deposito. Buat kamu yang gak suka kejutan dan pengen tidur nyenyak tiap malam, deposito bisa jadi pilihan tepat.
- Pertama, keuntungan per tenor. Misalnya kamu deposito Rp20 juta dengan tenor 1 bulan, dan bunganya Rp200 ribu per bulan. Di akhir tenor, kamu dapat bunganya, dan modal kamu tetap aman.
- Kedua, risiko rendah. Karena uangmu gak ikut “bermain” di pasar, nilai investasi nggak akan naik-turun kayak saham. Dan kalaupun bank tempat kamu menyimpan deposito bangkrut, tenang aja, karena dana kamu dijamin LPS hingga Rp2 miliar per nasabah per bank.
- Ketiga, gak ada biaya administrasi yang ribet. Kamu cuma dikenakan pajak dari bunga deposito. Jadi, bunga yang kamu dapat itu bersih tanpa potongan biaya ini-itu kayak tabungan biasa.
Jadi, Mana yang Lebih Untung?
Jawabannya: tergantung tujuan dan profil risiko kamu.
Kalau kamu:
- Baru mulai investasi,
- Punya modal terbatas,
- Ingin hasil yang bisa dipantau fleksibel,
- Dan siap dengan risiko kecil yang masih bisa dikelola,
Reksadana adalah pilihan yang menarik.
Tapi kalau kamu:
- Ingin simpan uang dengan aman dan pasti,
- Gak mau ribet mikirin naik-turunnya pasar,
- Dan bisa menahan diri untuk gak tarik uang selama beberapa waktu,
Deposito bisa jadi opsi yang nyaman.
Tips Memilih yang Tepat
Tentukan tujuan investasimu. Ingin untung besar dalam jangka panjang? Atau butuh tempat aman buat parkir dana sementara?
- Kenali dirimu. Apakah kamu tipe yang tahan lihat angka naik turun? Atau lebih suka yang pasti-pasti aja?
- Cek kebutuhan likuiditas. Kalau kamu butuh dana yang bisa dicairkan kapan saja, reksadana lebih fleksibel. Tapi kalau gak keberatan menunggu, deposito bisa kasih bunga lebih tinggi.
- Perhatikan biaya dan syaratnya. Pastikan kamu tahu tentang biaya penalti, pajak, atau minimal dana yang harus disetor.
Pada akhirnya, gak ada jawaban pasti soal mana yang paling untung. Yang ada adalah mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup kamu. Bisa aja kamu mulai dari reksadana dulu, lalu nanti diversifikasi ke deposito. Atau sebaliknya. Yang penting, kamu mulai. Karena investasi terbaik adalah investasi yang dimulai dari sekarang.
Jadi, kamu tim reksadana atau tim deposito, nih?