Sering membayangkan, nggak? Pengen punya kos-kosan yang kamarnya banyak di dekat kampus atau dekat pusat ekonomi seperti perkantoran. Pasti duit ngalir lancar tiap bulan karena semua orang yang sering pergi ke area ini sudah pasti butuh akses tempat tinggal yang memudahkan mereka dalam beraktifitas. Yap! Bisnis kos-kosan memang terdengar sangat menggiurkan.
Eh, terus tiba-tiba kepikiran soal investasi obligasi yang memiliki resiko rendah, tidak butuh biaya perawatan, cuma tinggal pantau dan menanamkan modal. Soal return? Obligasi juga memberikan return yang cenderung stabil dan bisa diprediksi. Nggak jauh beda, kan dengan bisnis kos-kosan? Terus enaknya pilih yang mana?
Potensi Investasi Obligasi
Modal
Dari segi modal, sudah jelas ada banyak perbedaan. Kalau investasi obligasi, kamu bisa memulainya dengan modal super terjangkau, sesuai dengan situasi keuangan. Bahkan kamu bisa mulai berinvestasi di obligasi mulai dari Rp. 1 juta rupiah saja. Makanya hampir semua kalangan bisa berinvestasi obligasi.
Kalau dibandingkan dengan kos-kosan? Tentunya kamu butuh biaya lebih besar. Bahkan untuk membangun kos-kosan yang sangat sederhana atau standard. Kamu setidaknya butuh ratusan juta untuk modal awalnya. Makanya bisnis kos-kosan ini tidak bisa diakses oleh semua orang.
Beban Biaya Operasional
Sekarang kita bicarakan soal biaya operasional. Sudah bisa kita lihat kalau bisnis kos-kosan ini membutuhkan biaya operasional dan perawatan. Hal ini tidak boleh diremehkan karena biayanya cukup menguras kantong. Karena kalau diabaikan biaya renovasi bisa membekak kedepannya. Apa lagi dengan kebiasaan anak kos yang sering tidak aware dengan lingkungan yang ditempati. Ini sudah termasuk resiko yang kudu ditanggung oleh para pemilik kos.
Misal kamu memiliki kos dengan jumlah kamar 10 pintu, dan biaya perawatannya dalam satu tahun sudah menghabiskan 30 juta. Ini pun masih belum termasuk soal kebersihan, keamanan, listrik, air dan seterusnya. Belum pajak properti yang harus dimasukkan untuk mengkalkulasi biaya operasional.
Bagaimana dengan biaya investasi obligasi, bisa dibilang nyaris 0 atau tidak ada. Misal kamu harus keluar biaya, paling cuma pajak. Nilainya pun 10% dari hasilnya. Kalau dibandingkan dengan investasi seperti deposito yang mencapai 20%, tentu obligasi lebih rendah dan sangat menguntungkan investor.
Potensi Return
Potensi return yang ditawarkan obligasi ini cukup bagus. Bukan tanpa alasan. Soalnya kalau kamu membeli surat obligasi, kamu akan mendapatkan kupon bunga mulai dari 6%-10% setiap tahunnya. Makanya hal ini sangat populer bagi investor pemula yang ingin passive income.
Bagaimana dengan bisnis kos-kosan? Kamu bisa mengandalkan kos-kosan untuk mendapatkan passive income yang lebih menarik dari obligasi. Tapi pendapatan ini bisa juga menurun kalau ada kamar yang tidak terisi.
Manajemen Resiko
Dari resiko, obligasi jauh lebih simpel dan tidak bikin pusing. Kalau kamu ingin rasa aman pada pengembalian uang investasi, kamu bisa mengandalkan obligasi pemerintah. Pasalnya, pembayaran kupon dan pokok investasi ini dijamin oleh negara.
Terus bagaimana dengan kos-kosan? Kalau kos-kosan manajemen resiko memang lebih ribet dan memakan biaya besar. Kamu harus menyiapkan asuransi properti untuk memproteksi propertinya.
Terus Bagaimana Potensi Keuntungan Bisnis Kos-kosan?

Bukan Bisnis Musiman
Berbicara soal potensi keuntungan kos-kosan juga memiliki kelebihan. Karena kos ini bukan bisnis musiman, sudah pasti menawarkan keuntungan yang stabil. Apa lagi kalau kamu membangun kos yang dekat dengan pusat bisnis atau pendidikan seperti kampus terkenal. Tentunya ini akan memberikan peluang keuntungan yang konsisten karena peminatnya tinggi.
Dengan harga properti yang terus naik, sudah pasti banyak yang butuh tempat tinggal. Terutama untuk pendatang yang hanya tinggal sementara dan butuh akses yang lebih mudah ke lokasi tujuan, kos-kosan ini bisa jadi opsi terakhir buat mereka agar bisa tinggal dengan biaya yang lebih murah ketimbang membeli baru.
Bisa Disambi Untuk Bisnis Lain
Sekarang banyak sekali bisnis kos yang juga nyambi menjual jasa lain seperti laundry dan catering. Istilahnya kalau kamu punya budget lebih, kamu bisa memanfaatkan potensi ini. Banyak sekali anak kos yang sangat sibuk dan tidak sempat untuk masak atau cuci baju. Jadi ini akan membantu sekali bagi mereka.
Fleksibilitas Harga dan Waktu
Berbeda dengan obligasi yang mana ada tenggat waktunya, kos-kosan bisa kamu atur sesuai kebutuhanmu. Kamu bisa mengaturnya untuk sewa harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Mudah, kan? Bahkan banyak sekali bisnis kos yang meminta untuk bayar di depan sehingga kamu tidak perlu khawatir soal rugi karena anak kos lari. Untuk obligasi, kamu tetap harus memantau situasi terkini, terutama kondisi ekonomi dan kebijakan politik negara yang bisa mempengaruhi saham obligasi.
So, dengan perbandingan di atas, menurutmu kamu mau coba yang mana? Jika kamu mau yang bebas ribet, obligasi bisa jadi pilihan tepat. Kalau kamu ingin yang bisa fleksibel dan menjanjikan peluang bisnis yang bisa kamu atur sendiri, maka bisnis kos bisa kamu coba. Atau mau coba keduanya?