“Investasi saham itu minimal butuh modal berapa sih?”
Yap, sudah pasti hal ini jadi pertanyaanmu sebagai calon investor. Investasi itu tidak harus butuh modal besar, kok. Faktanya dengan modal sekitar Rp. 500 ribu saja kamu sudah bisa belajar investasi dan raih untung. Bahkan kamu bisa memulainya dengan modal Rp. 100 ribu saja.
Sekarang sejumlah perusahaan sekuritas sudah ada yang mulai membuka peluang berinvestasi sebesar Rp. 100 ribu. Nah, bila kamu adalah pemain pemula, hal pertama yang wajib kamu ingat adalah saham merupakan instrumen investasi yang beresiko tinggi. Jadi dalam hal ini kamu sebaiknya berinvestasi dengan modal minim dulu sambil belajar. Setidaknya, kamu bisa paham dulu medan investasi dengan resiko tinggi seperti saham ini.
Kenali Sekuritas Dengan Biaya Transaksi Minim
Sekarang ada banyak sekali perusahaan sekuritas atau broker saham yang menawarkan biaya transaksi yang berbeda.
Nah, sebelum berinvestasi kamu wajib buka rekening efek dulu. Rekening ini nanti difasilitasi oleh perusahaan broker, kok. Jadi kamu tidak usah khawatir lagi.
Nanti kalau rekening sudah jadi, kamu tinggal menambahkan sejumlah dana di sana yang bisa kamu gunakan untuk merancang portofolio online.
Terus biaya transaksinya apa? Nah, biaya transaksinya ini merupakan biaya untuk pembelian dan penjualan. Jadi biaya inilah yang dijadikan pendapatan oleh broker tersebut.
Terus besaran transaksinya berapa? Kalau soal besaran transaksi nilainya rata-rata sebesar 0,15%-0,30% untuk penjualan saham, dan 0,16% sampai 0,20% untuk pembelian.
Dengan biaya transaksi yang kecil, tentunya sebagai investor akan sangat diuntungkan karena potongan keuntungan tidak terlalu besar. Jadi di sini kamu harus memilih perusahaan sekuritas atau broker yang bijak. Jangan lupa untuk menyiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk membuka rekening efek, ya!
Hitung-hitungan dulu!

Dengan budget sekitar Rp. 500 ribu, kamu bisa mengincar sejumlah saham dengan harga Rp. 50/lembar.
Oh, ya! Dalam dunia investasi ini ada istilah yang namanya satuan lot. Jadi dalam 1 lot ini isinya 100 lembar saham. Kalau misal per lembar harganya Rp. 50, kalau kamu ingin beli 1 lot, kamu butuh Rp. 5000. Jadi kalau kamu punya modal Rp. 500 ribu, maka kamu akan mendapatkan saham sebesar 100 lot.
Pilih Yang Paling Likuid
Penting sekali untuk membeli saham yang bersifat likuid sehingga kalau kamu ingin menjualnya, kamu tidak perlu butuh waktu yang terlalu lama. Jadi kamu tidak perlu menjualnya secara bertahap.
Untuk saham yang bersifat likuid ini punya porsi saham publik atau free loat. Biasanya sekitar 10%.
Pilih Yang Blue Chip
Kalau kamu sering nonton influencer, kamu pasti sering dengan istilah saham Blue Chip, kan? Nah saham ini diasosiasikan untuk saham first liner yang punya kapitalisasi pasar sebesar Rp, 10 triliun. Jadi disebut saham Blue Chip ini yang benar-benar punya kapitalisasi yang besar.
Meski demikian, sedikit misasumsi yang terjadi di kalangan masyarakat, dimana mereka kerap mengasumsikan saham Blue Chip ini sudah pasti bagus. Padahal yang dimaksud saham jenis ini merupakan pilihan layer berdasarkan skala bisnis terbesar dan market cap tinggi.
Dalam hal ini, penting sekali untuk memilih saham yang memantau perkembangan fundamentalnya; sedang tumbuh atau tertekan karena sejumlah faktor.
Selain itu, alasan lain kenapa harus memilih saham Blue Chip adalah karena memiliki bobot yang besar di IHSG dengan likuiditasnya yang terjamin. Jadi ini kerap jadi favorit investor asing yang berinvestasi di Indonesia.
Tren Pertumbuhan Keuangan
Kriteria lain yang bisa digunakan untuk menyeleksi saham Blue Chip yaitu memiliki kinerja yang menarik. Kamu bisa mematoknya dari sejumlah parameter, seperti:
Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Plus kamu harus cek juga seberapa konsisten perusahan tersebut. Selain itu, kamu juga harus menganalisa naik turunnya harga saham ini disebabkan oleh faktor apa; eksternal seperti makro ekonomi atau faktor internal dari perusahaan.
Tren margin keuntungan juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Kamu wajib banget menganalisa gross profit atau net profit margin. Pastikan hal ini stabil dan konsisten bagus. Kalau tren marginnya masih fluktuatif, kamu harus cek penyebabnya untuk meminimalisir resiko di tahun depan.
So, semoga trik di atas bisa membantumu dalam menemukan saham impian yang membantumu membangun portofolio yang kuat. Biasanya salah satu saham yang masuk kategori Blue Chip ini rata-rata dari dunia perbankan. Namun tetap saja ada berbagai jenis perusahaan lain yang masuk dalam kriteria sama.
Yang jelas, dalam memilih saham yang baik, utamakan pilih yang punya fundamental yang solid dan kamu harus memastikan kestabilan dan resistensi saham Blue Chip tersebut yang mendapat tekanan dari faktor eksternal atau internal. Plus, terus update pengetahuanmu tentang saham dan investasiyang tepat biar ga mudah terjebak panik. Semoga tips di atas membantu, yah! Good Luck!